Pengaruh Dosis Pemupukan (Organik Dan Anorganik) Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Ketimun (Cucumis Sativus L.)
DOI:
https://doi.org/10.34006/jpatin.v1i1.209Kata Kunci:
Ketimun Pupuk PenyiramanAbstrak
Mentimun atau Ketimun atau Timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucur-bitaceae) yang sudah populer di seluruh dunia. Rendahnya produktivitas tanaman ketimun di Indonesia disebabkan oleh pemupukan dan penyiraman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pemupukan (organik dan anorganik) dan fekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil ketimun dan interaksi dari kedua perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari dua faktor, faktor pertama pemupukan dengan pupuk organik dan anorganik, yang terdiri dari 4 aras yaitu : N0 : Tanpa Pupuk; N1: 10 ton/ha setara 50 g/tanaman (Pupuk Kandang); N2: 300 kg/ha setara 1,5 g/tanaman (Pupuk NPK); N3: 25 g/Pupuk Kandang + 0,75 g/NPK (Semi Organik). Faktor kedua yaitu Frekuensi Penyiraman yang terdiri dari 3 aras yaitu: P1: Disiram 1 hari sekali; P2: Disiram 2 hari sekali; P3: Disiram 3 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pemupukan (organik dan anorganik) berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 6 MST, jumlah daun umur 8 MST, jumlah buah, berat segar buah dan diameter buah ketimun. Dosis pupuk organik 50 g/tanaman memberikan pengaruh paling baik. Frekuensi penyiraman 3 hari sekali memberikan pengaruh paling baik.